Selamat datang Jatigede (DAM) Watch khusus menyoroti aspek multidimensi yang kompleks menaungi waduk Jatigede. Waduk terbesar kedua nasional setelah Waduk Ir. H. Djuanda alias waduk Jatiluhur di Purwakarta, ini dikemas dengan gegap gempita oleh pemerintah pusat khususnya Departemen Pekerjaan Umum berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jabar dan segenap pasukannya dari kedinasan hingga pemkab Sumedang, seolah merupakan prestasi spektakuler di tengah kabupaten dengan hamparan sawah subur menghijau.

Namun di balik rancang design yang indah dari waduk setinggi 200m untuk membendung 1,5miliar m3 air S. Cimanuk ini, ada serentetan resiko dan bencana mengintai. Apakah itu?

Blogspot ini wadah berbagi, saling melengkapi sejarah dan beradu fakta dan data, reservoir penampungan pendapat, bantahan, komentar, analisa, saran dan solusi. Megaproyek Jatigede, versi pemerintahan SBY sebagai harapan dari penantian panjang sejak 1963. Apakah masyarakat memang menantikannya? Nyatakan harapan dan impian Anda akan Waduk Jatigede…

Senin, 06 September 2010

RAPUHNYA TANAH JABAR

Dalam beberapa tahun terakhir, tanah Jawa Barat mengalami peningkatan dalam gejolak seismografi. Gempa Tasik 7,3SR pada 2 September 2009 yang terasa hingga Ancol tampaknya tak akan mungkin terlupakan, hingga sekarang menyisakan ribuan warga masih tinggal di pengungsian, tak tertangani kehidupannya yang sudah hilang lahan dan nafkahnya.

Dan para pemerintahan kabupaten terkait tidak mampu mengatasi ataupun menyelesaikan permasalahan masyarakat, pun tidak punya skema untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, yang bisa saja terjadi.

Masih teringat bagaimana Bupati Kab. Bandung Barat yang sempat jadi panutan soleh dan idola ketika PILKADA tahun 2008, baru-baru ini masuk TIPIKOR akibat korupsi bantuan bencana alam. Dengan mental korup para raja kecil daerah yang sedang mekar, tidak bisa kita berharap kesanggupan pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi bencana demi bencana yang sedang menghantam tanah Jabar.

Sebagai Pacific Ring of Fire, Indonesia senantiasa rawan bencana. Indonesia terbentuk oleh pergerakan besar tiga lempeng : Indo- Australia, Eurasia dan Pasifik. Pertemuan dan saling bertumbukannya ketiga lempeng yang sangat aktif tersebut berisiko gempa bahkan tsunami. Daerah selatan Jawa merupakan bagian dari memanjangnya lempeng Eurasia,

9 Mei 2010 gempa 7,2 SR melanda Meulaboh, Aceh Barat hingga Medan. Pusat gempa di 3,61 LU 95,84BT, 66 Km barat daya Meulaboh, Aceh Barat dengan kedalaman 30 Km dpl. 30

September 2009 gempa 7,6SR di Padang Pariaman, Sumatera Barat berpusat di 57 km barat daya Pariaman, 0.84LS 99.65 BT.



Tanah bagian tengah – selatan Jabar inipun akhir-akhir ini menunjukkan kerapuhan yang semakin nyata. Di Garut terjadi keretakan tanah.

Di Sumedang, sapi-sapi mogok menghasilkan susu akibat ketegangan memuncak merasakan getaran2 di bawah tanah selama 10 hari berturut-turut. Dalam kurun waktu seminggu sejak 21-28 April 2010, warga desa Tanjungsari Kabupaten Sumedang merasakan getaran-getaran tanah, mendengar 10 kali dentuman bagai ledakan yang menurut BMKG berasal dari pergerakan tanah 2km di bawah tanah. Akibatnya terjadi retakan di permukaan sepanjang 1 km. Sosialisasi BMKG yang menyebutkan fenomena tersebut tidak akan sampai menghancurkan rumah, berhasil menenangkan warga untuk tidak sampai mengungsi.Khusus ledakan akibat pergerakan tanah di Tanjungsari, pemerintah harus mengerahkan penelitian ilmiah geologi, apakah terkait dengan proses pengerjaan bendungan Jatigede yang tengah berlangsung. Penggalian terowongan limpasan, penjebolan gunung.

Longsor susul menyusul meluruhkan tebing Jalan Raya Bandung-Sumedang arah Cadaspangeran, tepatnya di blok Pasirucing Dusun Cilengsar Des Ciherang Kec. Sumedang Selatan kab. Sumedang, (Pikiran Rakyat, Senin 17 Mei 2010). Kepala Dinas PU Kab. Sumedang Ir. H. Eka Setiawan mengakui selain akibat curah hujan yang tinggi, aspek lainnya juga menyebabkan longsor tersebut, seperti struktur tanah yang labil dan kemiringan jalan, dan juga getaran yang ditimbulkan kendaraan dan alat berat yang melewati kawasan. Dan jalur tersebut digunakan oleh kendaraan pengangkut alat berat dan bahan bangunan bendungan Jatigede selama beberapa bulan terakhir ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar